loading...

PERTIMBANGAN DALAM MERENCANAKAN PEMBAGUNAN RUMAH SENDIRI

loading...
http://danahauses.blogspot.com/2017/04/pertimbangan-dalam-merencanakan.html


Pondasi bangunan rumah
Pondasi merupakan bagian dasar dari sebuah bangunan, pondasi menentukan kekuatan tapak rumah terhadap tanah, hal fisik pertama yang harus dibuat sebelum membangun rumah bagian atasnya adalah pondasi, ada berbagai macam pondasi sesuai kebutuhannya, diantaranya yang sering digunakan untuk rumah adalah pondasi tapak atau sering disebut orang awam sebagai pondasi cakar ayam biasa digunakan untuk rumah tingkat, yang kedua adalah pondasi jalur atau memanjang yang biasa digunakan untuk rumah yang terdiri dari satu lantai. Pondai jalur biasanya menggunakan batu kali yang disusun dan disatukan dengan adonan semen pasir dengan kedalaman 40 cm dan menjorok ke atas tanah sekitar 40 cm juga. Batu yang digunakan yang bagus adalah batu kali, dimana bentuknya biasanya agak bulat-bulat dengan warna kehitaman atau gelap. Perlu diketahui sering juga dijumpai pondasi ini menggunakan batu putih atau batu gunung biasa yang kekuatannya lebih rendah, dan di beberapa daerah kadang menggunakan susunan bata sebagai pengganti batu, bahkan ada juga yang menggunakan batako sebagai pondasi. Batu kali adalah yang paling kuat dibanding yang lainnya. Jika Anda ingin menghemat biaya, batu putih menjadi alternatif untuk pondasi, harga lebih murah tapi kekuatan masih lumayan. Beginilah cara membangun rumah agar biaya lebih hemat.

Baja sebagai kerangka utama bangunan rumah
Baja juga merupakan bahan pokok bangunan untuk memperkokoh pondasi, tiang dan rangka bagian atas rumah. Pada bangunan rumah minimal baja digunakan untuk 3 fungsi, yaitu, sloof, kolom, dan ring balok. Ketiga bagian tersebut dibuat dari baja dan beton, dimana baja memiliki sifat lentur dan beton memiliki sifat keras, sehingga jika baja dan beton jika disatukan akan memiliki sifat tahan goncangan dan juga tahan benturan keras. Mari kita pahami satu persatu ketiga bagian tersebut. Sloof, adalah kerangka bangunan yang diletakkan memanjang diatas pondasi atau posisi horizontal diatas pondasi jalur. Fungsinya adalah untuk menahan beban dinding, berbeda dengan pondasi yang fungsi utamanya adalah untuk kekuatan tapak rumah terhadap tanah. Meskipun demikian sloof dan pondasi sebenarnya saling memperkokoh baik terhadap posisi rumah terhadap tanah maupun untuk menahan beban dinding. Pondasi tanpa sloof atau sloof tanpa pondasi adalah kesalahan yang bisa berakibat fatal terhadap kekuatan rumah. Kolom, adalah kerangka bangunan yang diletakkan vertikal di setiap sudut bangunan, atau di bagian dinding yang lebar dengan kolom setidaknya ada di setiap 3 meter. Dengan kata lain kolom adalah baja dan beton yang berfungsi sebagai tiang. Ring Balok, adalah kerangka bangunan yang diletakkan horizontal tetapi posisinya berada diatas , fungsinya adalah penghubung antara setiap ujung kolom bagian atas, fungsi ring balok adalah untuk mengunci setiap ujung kolom bagian atas, ring balok juga berfungsi untuk menahan beban atap, dan untuk bangunan bertingkat fungsi ring balok adalah untuk menahan beban dinding bagian atas dan sebagai kerangka lantai. Ketiga bagian kerangka bangunan ini merupakan hal pokok yang sangat penting dipahami karena sering terjadi bangunan yang dibuat tidak memperhatikan bagian-bagian ini yang seharusnya ada, seperti tidak ada kolom di sebagian sudut bangunan, tidak ada ring balok di bagian tertentu dari bangunan rumah, tidak ada sloof padahal ada dinding yang cukup berat diatasnya (sebagai bandingan, pagar setinggi 1 meter dari bata dan adonan semen pasir tidak harus pakai sloof karena beban dinding lebih kecil, ini biasanya cukup menggunakan pondasi). Bila hal ini tidak diperhatikan maka rumah akan rawan terhadap guncangan seperti gempa bumi. Bila Anda membangun rumah sendiri, Anda dapat menyesuaikan anggaran sesuai kemampuan Anda, minimal Anda tau batas toleransi ukuran baja yang masih aman.


http://danahauses.blogspot.com/2017/04/pertimbangan-dalam-merencanakan.html
gambar diatas menunjukkan sloof kolom dan fondasi bangunan rumah

Gambar di atas menunjukkan sloof yang sudah dicor; di bagian bawahnya terdapat pondasi batu putih; dan kolom yang sudah berdiri tegak dirangkai dari besi 8 mm yang sudah diberi cincin pada jarak 25 cm.

Selain keberadaan ketiga bagian tersebut, yang juga tak kalah pentingnya adalah ukuran baja, ukuran baja yang tersedia di pasaran adalah 6 mm (mili meter), 8 mm, 10 mm, 12 mm, dst. 6 mm masih terlalu kecil untuk rumah, minimal menggunakan ukuran 8 mm lebih besar lebih baik. Di pasaran baja dengan bertanda SNI dan ada juga baja abal-abal yang tidak mengikuti standar, baja SNI toleransi ukurannya tidak akan lebih dari 0,4 mm bila Anda menemukan baja tanpa label SNI perhatikan baik-baik seringnya ukurannya jauh lebih kecil, misal ukuran 8 mm tapi bila diukur hanya 7 mm. Agar biaya membangun rumah dapat lebih murah, rumah 1 lantai dapat menggunakan baja ukuran 8 mm, jika Anda tinggal di daerah yang hampir tidak ada gempa, ukuran kurang dari standar yaitu 7 mm masih bisa dipertimbangkan.

Sloof, Kolom, dan Ring Balok dirangkai menjadi persegi panjang terdiri dari 4 batang baja yang diikatkan dengan beberapa baja yang lebih kecil yang disebut cincin, rangkaian baja dan cincin akan membuat baja menjadi lebih kaku dan kokoh tanpa menghilangkan sifat lenturnya. Cincin biasanya diatur jaraknya, antara 20 – 25 cm, ini juga dapat dijadikan ukuran kekuatan, jika jaraknya terlalu jauh akan mengurangi kekuatannya.

baca juga :


http://danahauses.blogspot.com/2017/04/pertimbangan-dalam-merencanakan.html
perhatikan mana yang disebut ring balok pada bangunan rumah 

Kusen, Pintu, dan Jendela
Kusen, Pintu, dan Jendela terbuat dari bahan kayu seperti kayu jati, mahoni, meranti, merbau, dan bengkirai. Di wilayah jawa umumnya dari jati atau mahoni. Pentingnya kusen terbuat dari kayu yang baik, kuat, dan awet karena kusen terpasang mati di bangunan rumah, mengganti bukanlah hal yang mudah dan murah jika sudah rusak. Begitu juga pintu dan jendela, meskipun dapat dengan mudah dilepas dan dipasang, bukan berarti solusi yang baik berganti-ganti karena harganya juga cukup mahal. Masalah lain yang sering muncul adalah kualitas kayu yang digunakan, meskipun terbuat dari kayu yang bagus, tapi bila kayu tidak cukup kering, maka seiring berjalannya waktu, akibat terpapar cahaya matahari dan hujan, pintu bisa melengkung. Sehingga pilihlah pintu dari bahan yang kuat dan awet seperti jati. Untuk melihat kayu apakah sudah benar-benar kering atau tidak ini juga sulit karena pintu sudah dibuat dan dipasang tanpa kita tau proses sebelumnya, setidaknya kita masih bisa melihat apakah pintu yang terpasang di rumah yang sudah jadi masih baik atau sudah ada yang melengkung atau lebih parah lagi sudah dirusak oleh bubuk kayu. Bukan hanya bahan, perhatikan setiap detil dari kusen, pintu, dan jendela, sering terjadi finishing yang asal-asalan sehingga pintu masih kasar (seperti tidak pernah dikatam/dihaluskan permukaannya), aromanya menyengat seperti kayu yang masih basah atau baru ditebang, cat yang tidak merata, retak karena kayu belum kering sempurna saat dibuat pintu, atau sudah dimakan bubuk (biasanya dari kayu biasa), dll. Jangan pernah percaya pada penampilan sekilas, selalu lakukan pengecekan di setiap detilnya. Satu lagi, gagang pintu dan kunci, Anda harus benar-benar mengetes membuka dan mengunci pintu untuk memastikan kuncinya berfungsi dan tidak ada tanda-tanda kerusakan seperti goyang atau mau lepas. Bila Anda membangun rumah sendiri, dan Anda tau cara memilih bahan-bahan dan menilai kualitasnya, Anda bisa mendapatkan kayu yang kuat dan harga yang miring.

Dinding pada rumah
Membangun rumah pastilah harus ada dinding. Bahan dinding bermacam, mulai dari kayu, batako, bata, tripleks, bahkan yang modern lagi adalah board. Kebanyakan dinding dibuat dari bata yang disusun dan disatukan menggunakan semen dan pasir. Bila Anda membangun rumah atau membeli rumah yang sedang dibangun, Anda bisa melihat langsung bagaimana dinding dibuat, terutama perbandingan campuran semen dan pasir. Idealnya untuk dinding menggunakan campuran semen dan pasir dengan perbandingan 1:7 yaitu 1 semen dan 7 pasir. Terkadang dilakukan penghematan dengan mencampurkan gamping sehingga perbandingan semen, pasir, dan gamping adalah 1:8:1 yaitu 1 semen, 8 pasir, dan 1 gamping. Semakin banyak jumlah pasir atau gamping yang ditambahkan akan semakin mengurangi kekuatan. Anda juga bisa menilai kualitas rumah dengan melihat kerataan sebuah dinding, pengerjaan yang asal jadi, biasanya mengakibatkan dinding tidak rapi dan tidak rata. Bila Anda membali rumah yang sudah jadi, Anda perlu memastikan bahan dindingnya terbuat dari apa, apakah dari batako atau bata, karena batako akan membuat rumah lebih panas daripada bata karena lebih menyerap panas.

loading...

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "PERTIMBANGAN DALAM MERENCANAKAN PEMBAGUNAN RUMAH SENDIRI"