loading...

Asertif atau Agresif?

loading...

Anda tidak perlu menjadi bossy agar menjadi bos. Inilah jebakan dimana banyak perempuan terjatuh ke dalamnya ketika mepraktikkan sikap asertif atau tegas di tempat kerja. Ikutilah tips berikut ini untuk melihat gambaran apa itu asertif dan apa itu agresif.

Jangan Menunggu Terlalu Lama
Jika anda menunggu untuk mengutarakan suatu masalah sampai masalah itu benar-benar anda dihadapan anda, anda kemungkinan besar akan kehilangan hal itu. Bagian dari bersikap asertif adalah belajar untuk mengatakan apa yang ingin anda katakan ketika pertama kali anda menyadarinya dan cukup tenang untuk membentuk permintaan. Ketika anda membeli barang yang rusak, mengembalikannya dengan segera lebih mudah bagi anda dan orang lain daripada menympannya sampai berdebu di sudut ruangan.

Nada Merupakan Bagian dari Pesan
Ketika anda mencoba untuk memberi kritik atau mengubah suatu prilaku di tempat kerja, ingatlah bahwa nada suara yang agresif atau menyerang akan membuat orang yang mendengarkan sulit untuk benar-benar menangkap pesan anda--ia bahkan sebaliknya akan memikirkan untuk memberikan respon defensif atau agresif. Arahkan nada suara yang menyenangkan, tapi tetap tegas. Bicarakan tentang prilakunya, tapi jangan menyerang orang tersebut. Tujuan anda adalah untuk mengubah apa yang dilakukan rekan kerja anda, bukan untuk membuatnya berpikir anda sedang menghakimi atau bersikap tidak adil.

Ingat, Timing adalah Segalanya
Pertimbangkan untuk mengambil sikap paling efektif untuk bisa melakukan pendekatan pada seseorang--jika anda menghadapi seseorang yang suka begadang, paling baik jangan mendekatinya sampai ia mendapatkan secangkir kopi paginya. Juga, menangkap terlalu banyak informasi dalam waktu yang sama akan membuat kewalahan. Ambil potongan-potongan informasi yang anda butuhkan untuk didiskusikan dan membuat strategi dimana dan kapa anda bisa membicarakan tentang hal tersebut.

Konkrit
Meminta rekan untuk berubah tanpa penjelasan tidak akan membantu, terutama mengungkapkan sesuatu yang ia tidak sadari atau tidak tahu bagaimana mengubahnya. Hanya dengan mengatakan 'berhentilah melakukan hal itu!' atau 'jangan berbuat seperti itu' tidaklah jelas dan muncul dari ketidaksabaran. Berikan contoh dari tingkah lakunya dan bagaimana hal itu mempengaruhi lingkungan kerja.

Berikan Masukan Alternatif
Ketika memberikan kritik yang jelas dan konkrit, cobalah untuk memberikan solusinya. Berikan penggantian yang bisa berguna bagi anda maupun rekan anda, menunjukkan padanya bahwa ada pendekatan yang berbeda. Setiap orang memiliki peluang untuk melakukan sesuatu dengan efisien dengan pengetahuan yang lebih banyak: seperti atlet yang melatih dirinya sendiri, masukan dari pelatihnya hanya akan memperbaiki permainannya. Hal sekecil apapun akan membuat perbedaan.
loading...

Subscribe to receive free email updates:

1 Response to "Asertif atau Agresif?"

Dimaz Julio mengatakan...

berikut referensi tentang berperilaku asertif :
http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1240/1/10507299.pdf