loading...

Cara Negeri Singa Menggaet Pasien

loading...

Suasana di The Cancer Centre yang menjadi salah satu layanan dari Singapore Medical Group terlihat nyaman. Dengan desain interior yang minimalis namun anggun, ruang tunggu klinik terapi kanker itu terasa cozy layaknya suasana kafe. Pusat layanan kasus kanker ini tampak berupaya untuk membuat pasien yang datang tidak merasa seperti akan masuk ke ”ruang jagal”.

Masuk ke ruang kemoterapi, tampak lukisan penggembala tengah menunggang kerbau dengan gaya lukisan kekanak-kanakan. Ini masih dilengkapi dengan perangkat personal computer Macintosh yang dapat dimanfaatkan pasien untuk berselancar di dunia maya atau menikmati acara hiburan sebelum menjalani terapi. Terdapat pula ruang tunggu pasien dan keluarganya yang didesain senyaman mungkin. Suasana yang tegang dan kaku seakan coba dicairkan dengan berbagai pendekatan oleh SMG yang berpusat di Paragon Medical di kawasan Orchard, Singapura.

Pertengahan Januari lalu, sejumlah jurnalis dari Indonesia diundang untuk melihat langsung layanan klinik medis SMG yang kini berusia 5 tahun dan memiliki 19 klinik cabang dan partner yang beroperasi di Singapura, Filipina (Manila, Alabang, dan Angeles City), Indonesia (Medan), dan Mongolia (Ulan Bator). Sebanyak 75 persen pasien rumah sakit dan klinik di Singapura adalah warga lokal, sisanya pasien asing, termasuk dari Indonesia yang merupakan pasien asing terbanyak bersama Malaysia, masing-masing 10 persen dari total pasien asing.

Bagi SMG yang 35 persen pasiennya orang asing, pasien dari Indonesia cukup potensial karena mencakup 14 persen total pasien asing yang datang, kedua terbesar setelah pasien asal Malaysia sebesar 17 persen. Kasus pasien asal Indonesia di SMG sebagian besar adalah gangguan mata (13-27 persen), estetika (9-16 persen), dan kanker (10-25 persen).

Pasien favorit

Chief Executive Officer SMG Dr Cheryl Baumann bahkan mengatakan, orang Indonesia yang datang ke Singapura bagaikan pulang ke rumah kedua. Kedua negara tidak hanya punya hubungan ekonomi dan perdagangan, tetapi juga secara sosial dan kebudayaan.

Menurut Senior Vice President SMG Dr Saw Chit Aung, pihaknya mengurus proses pasien yang ingin berobat hingga ke hal-hal kecil sejak tiba di bandara hingga kepulangan, termasuk acara hiburan (leisure) selama di Singapura.

Direktur Medis Singapore Lipo, Body, and Face Centre SMG Dr Kevin Teh bercerita, ia paling senang menerima pasien dari Indonesia. Pasalnya, jika pasien merasa puas, tidak lama teman-teman si pasien akan datang berbondong-bondong meminta layanan yang sama. Kebanyakan mereka datang untuk sedot lemak di perut dengan pendekatan liposelection dengan tarif mulai dari 1.450 dollar Singapura per bagian tubuh.

”Favorit saya pasien dari Indonesia. Kalau mereka puas, teman-temannya datang semua,” kata Kevin Teh.

Potensi pasien asing, baik yang tinggal di Singapura maupun yang sengaja datang untuk berobat, digarap dengan serius. Layanan kesehatan di sana telah berkembang menjadi turisme kesehatan yang menyumbang pendapatan 1,1 miliar dollar AS pada tahun 2007 dengan raupan pasien asing 460.000 orang, berdasarkan laporan Asian Medical Tourism (2008-2012) oleh lembaga riset dan analisis internasional RNCOS dan Council for Korean Medicine Overseas Promotion (CKMP).

Dalam laporan itu, Singapura menempati peringkat kedua (16 persen) setelah Thailand yang meraup 1,54 juta pasien asing, tetapi dengan pendapatan tidak terpaut jauh dengan Singapura, yakni 1,2 miliar dollar AS. Negara Asia lain yang menikmati kue ini adalah Malaysia (12 persen), India (9 persen), Filipina (9 persen), dan Korea Selatan (1 persen).

Daya tarik Thailand adalah ongkos pengobatan yang relatif lebih rendah dibandingkan negara tujuan turisme kesehatan lainnya di Asia, ditambah pesona pantai-pantainya. Singapura, meski menerapkan biaya pengobatan lebih tinggi, unggul dalam infrastruktur dan tenaga ahli yang dalam beberapa kasus bahkan dipandang lebih mumpuni ketimbang di negara Barat.

Total pendapatan yang diraih Asia (enam negara) sebesar 3,4 miliar dollar AS atau 12,7 persen pendapatan internasional dari pasien asing. Diperkirakan pada tahun 2012 pendapatan Asia dari sektor ini akan meningkat menjadi 7,5 miliar dollar AS atau 17,6 persen pendapatan internasional.
loading...

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Cara Negeri Singa Menggaet Pasien"