loading...

MENYESUAIKAN KASUR TIDUR DENGAN USIA

loading...

Kasur masa kini didesain menurut usia dan masalah tulang pemakai.

Sampai kini kasur kapuk masih terbilang paling banyak dipakai di Indonesia, karena lebih alami dan harganya terjangkau. Masalahnya selain gampang kempis sehingga hams rutin dijemur atau ditambah isinya agar tetap empuk, kapuk juga tidak cocok bagi penderita alergi pernapasan.

Karena itu orang pun beralih ke kasur busa yang lebih ringan, harga terjangkau, dan lebih mudah dirawat. Bungkusnya tinggal dibuka dan dicuci, busa dijemur (tidak di bawah matahari langsung) atau di-vacuum. Tapi, kasur busa juga punya problem: gerah pada musim panas sehingga kamar hams pakai AC, dan masih disukai tungau, kepinding dan kutu.

Selain itu lama-lama busa bisa menipis sehingga keempukannya berkurang. Dari sinilah kemudian lahir kasur busa pegas (per) yang dikenal dengan spring bed, dan kemudian yang teranyar kasur latex dan sensible foam.

Latex (karet alam) lebih alami dan adem karena mampu menyesuaikan diri dengan kelembaban. Selain itu lebih lentur dan kuat karena memiliki gelembung udara yang mampu bernafas sendiri (self breathing). Kasur ini tanpa spring dan tidak berisik saat digoyang.

Bahkan, goyangan pada salah satu sisi tidak menjalar ke sisi yang lain. Latex juga tidak mudah menjalar bila terbakar. Terakhir, latex mengandung zat yang tidak disukai mikroba seperti kutu dan tungau sehingga cocok untuk penderita alergi pernafasan.

Hanya saja latex tidak bisa terkena cairan. Bila terkena tidak bisa dijemur tapi cukup diangin-dianginkan atau dikeringkan dengan hair dryer. Seperti spring bed, kasur latex juga berat sehingga untuk mengangkatnya perlu 2 -3 orang. Harganya pun masih terlalu mahal untuk kantong rata-rata orang Indonesia.

Sumber: www.housing-estate.com
loading...

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "MENYESUAIKAN KASUR TIDUR DENGAN USIA"