loading...
INFO TENTANG KANKER USUS BESAR
Kanker
usus besar adalah salah satu jenis kanker yang cukup sering ditemui,
utamanya pada pria dan wanita berusia 50 tahun atau lebih. Pada pria,
kanker usus besar menempati urutan ketiga sebagai kanker tersering yang
ditemui setelah kanker prostat dan paru-paru. Sementara pada wanita,
kanker ini pun menempati urutan ketiga setelah kanker payudara dan
paru-paru.
Kanker usus besar adalah tumbuhnya
sel kanker yang ganas di dalam permukaan usus besar atau rektum.
Kebanyakan kanker usus besar berawal dari pertumbuhan sel yang tidak
ganas atau adenoma, yang dalam stadium awal membentuk polip (sel yang
tumbuh sangat cepat).
Pada stadium awal, adenoma dapat
diangkat dengan mudah. Hanya saja pada stadium awal ini, seringkali
adenoma tidak menampakkan gejala apapun, sehingga tidak terdeteksi dalam
waktu yang relatif lama. Padahal, adenoma yang awalnya tak menimbulkan
keluhan apapun ini, pada suatu saat bisa berkembang menjadi kanker yang
menggerogoti semua bagian dari usus besar.
Gejala awal yang tidak khas ini
membuat banyak penderita kanker usus besar datang ke rumah sakit ketika
perjalanan penyakit sudah demikian lanjut. Upaya pengobatan pun menjadi
sulit. Padahal, seperti dikatakan Ketua Perhimpunan Spesialis Penyakit
Dalam Indonesia, dokter Aru Sudoyo SpPD KHOM, kunci utama keberhasilan
penanganan kanker usus besar adalah ditemukannya kanker dalam stadium
dini, sehingga terapi dapat dilaksanakan secara bedah kuratif.
Sayangnya, hal seperti ini sangat jarang. Yang kerap terjadi adalah
kasus kanker ditemukan pada stadium lanjut, sehingga harapan penderita
untuk bertahan hidup menjadi sangat kecil.
Jika kanker usus besar ditemukan
pada stadium I, peluang penderita untuk hidup hingga lima tahun mencapai
85-95 persen. Sementara bila ditemukan pada stadium II, peluang itu
mencapai 60-80 persen, pada stadium IIIsekitar 30-60 persen, dan stadium
IV sekitar 25 persen.
”Ini artinya, bila ada 100 penderita kanker usus besar stadium IV, maka yang masih hidup sampai lima tahun hanya lima orang”
Deteksi dini : KANKER USUS BESAR
Untuk menghindari kemungkinan
terburuk, deteksi dini merupakan hal yang sangat penting.Dengan deteksi
dini dapat ditemukan adanya polip prakanker, yaitu suatu pertumbuan
abnormal pada usus besar atau rektum yang dapat segera dibuang sebelum
berubah menjadi kanker. Jika semua orang yang berumur 50 tahun atau
lebih melakukan skrining secara teratur, maka sebanyak 60 persen
kematian akibat kanker kolorektal dapat dihindari.
Deteksi dini adalah investigasi
pada individu asimtomatik (tanpa gejala) yang bertujuan untuk mendeteksi
adanya penyakit pada stadium dini sehingga dapat dilakukan terapi
kuratif. Secara umum, deteksi dini dapat dilakukan pada dua kelompok,
yaitu populasi umum dan kelompok risiko tinggi. Deteksi dini pada
kelompok populasi umum dilakukan kepada individu yang berusia di atas 40
tahun. Sedangkan mereka yang tergolong kelompok berisiko tinggi, antara
lain adalah mereka yang pernah menjalani polipektomi untuk adenoma di
usus besar, dan orang-orang yang berasal dari keluarga dengan riwayat
penyakit ini.
Terkait dengan riwayat keluarga,
Anda tak perlu khawatir berlebihan jika berasal dari keluarga yang
memiliki riwayat kanker usus besar. Faktor genetik memang bisa menjadi
penyebab munculnya penyakit ini, tapi faktor tersebut bisa dipersempit.
Caranya, ubahlah pola makan Anda dan lakukan deteksi dini.
Penyebab dan gejala KANKER USUS BESAR
Sejauh ini, penyebab kanker usus
besar memang belum diketahui secara pasti. Hanya saja, ada beberapa hal
yang diduga kuat berpotensi memunculkan penyakit ganas ini, yaitu: cara
diet yang salah (terlalu banyak mengkonsumsi makanan tinggi lemak dan
protein, serta rendah serat), obesitas (kegemukan), pernah terkena
kanker usus besar, berasal dari keluarga yang memiliki riwayat kanker
usus besar, pernah memiliki polip di usus, umur (risiko meningkat pada
usia di atas 50 tahun), jarang melakukan aktivitas fisik, sering
terpapar bahan pengawet makanan maupun pewarna yang bukan untuk makanan,
dan merokok.
Dalam buku Panduan Pengelolaan
Adenokarsinoma Kolorektal disebutkan bahwa meskipun penelitian awal
tidak menunjukkan hubungan merokok dengan kejadian kanker usus besar,
namun penelitian terbaru menunjukkan, perokok jangka lama (30-40 tahun)
mempunyai risiko berkisar 1,5-3 kali. Diperkirakan, satu dari lima kasus
kanker usus besar di Amerika Serikat bisa diatributkan kepada perokok.
Penelitian kohort dan kasus-kontrol dengan desain yang baik menunjukkan,
merokok berhubungan dengan kenaikan risiko terbentuknya adenoma dan
juga kenaikan risiko perubahan adenoma menjadi kanker usus besar. Karena
itu untuk mencegah kejadian kejadian kanker usus besar dianjurkan untuk
tidak merokok.
Mengenai gejala kanker usus besar, ada beberapa hal yang kerap dikeluhkan para penderita, yaitu:
- Perdarahan pada usus besar yang ditandai dengan ditemukannya darah pada feses saat buang air besar.
- Perubahan pada fungsi usus (diare atau sembelit) tanpa sebab yang jelas, lebih dari enam minggu.
- Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas
- Rasa sakit di perut atau bagian belakang.
- Perut masih terasa penuh meskipun sudah buang air besar.Rasa lelah yang terus-menerus
- Kadang-kadang kanker dapat menjadi penghalang dalam usus besar yang tampak pada beberapa gejala seperti sembelit, rasa sakit, dan rasa kembung di perut.
- Untuk menangani kanker usus besar, terapi bedah merupakan cara yang paling efektif, utamanya bila dilakukan pada penyakit yang masih terlokalisir. Namun, bila sudah terjadi metastasis (penyebaran), penanganan menjadi lebih sulit. Tetapi, dengan berkembangnya kemoterapi dan radioterapi pada saat ini, memungkinkan penderita stadium lanjut atau pada kasus kekambuhan untuk menjalani terapi adjuvan. Terapi adjuvan adalah kemoterapi yang diberikan setelah tindakan operasi pada pasien kanker stadium III guna membunuh sisa-sisa sel kanker.
Saat ini, terapi adjuvan bisa
dilakukan tanpa suntik (infus), melainkan dengan oral/tablet
(Capacitabine). Ketersediaan capacitabine tablet memungkinkan pasien
untuk menjalani kemoterapi di rumah yang tentu saja efektivitasnya lebih
baik. ”Capacitabine juga merupakan kemoterapi oral yang aman dan
bekerja sampai ke sel kanker,” kata Aru yang menjabat sebagai ketua
Komisi Terapi Adjuvan, Kelompok Kerja Adenokarsinoma Kolorektal
Indonesia.
Jurus Menangkal Kanker Usus Besar
Mencegah jauh lebih baik ketimbang
mengobati. Hal itu juga berlaku pada kanker usus besar. Agar tak sampai
terjamah penyakit mematikan ini, lakukan upaya pencegahan.
Simak tips pencegahan dari dokter Adil S Pasaribu SpB KBD berikut ini:
- Hindari makanan tinggi lemak, protein, kalori, serta daging merah. Jangan lupakan konsumsi kalsium dan asam folat.Setelah menjalani polipektomi adenoma disarankan pemberian suplemen kalsium.
- Disarankan pula suplementasi vitamin E, dan D.
- Makan buah dan sayuran setiap hari.
- Pertahankan Indeks Massa Tubuh antara 18,5 – 25,0 kg/m2 sepanjang hidup.
- Lakukan aktivitas fisik, semisal jalan cepat paling tidak 30 menit dalam sehari.
- Hindari kebiasaan merokok.Segera lakukan kolonoskopi dan polipektomi pada pasien yang ditemukan adanya polip.
- Lakukan deteksi dini dengan tes darah samar sejak usia 40 tahun.
Sumber : litbang.depkes.go.id
loading...
0 Response to "INFO TENTANG KANKER USUS BESAR"
Posting Komentar