loading...
Pada awalnya, paduan warna yg digunakan hanyalah putih dan satu warna saja, contohnya paduan warna merah tua – putih atau biru tua – putih, yg sangat terkenal di Jawa Barat, atau warna cokelat – putih batik sogan yg terkenal dari Yogyakarta dan batikSolo, serta paduan warna hijau – putih pada motif Mega mendung dari Cirebon.
Seiring perkembangan waktu dan kemampuan para perajin batik bertambah, sehelain kain batik – terutama yg kain batik pesisir – dibuat dgn motif yg terdiri dari beberapa warna, contohnya adalah batik solo dan pekalongan, yg “kaya” warna cerah; paduan hijau,kuning, merah dan ungu.
Kunyit menghasilkan warna kuning yg cerah pada batik
Warna-warna tersebut umumnya dibuat dari bahan alami, yg sumbernya dgn mudah di dapat di sekitar tempat tinggal para perajin batik solo dan lainnya. Umumnya berasal dari tumbuhan, dan yg sangat popular adalah:
• Indigo (Indigofera tinctoria) tanaman perdu yg menghasilkan warna biru. Bagian tanaman yg diambil adalah daun/ranting.
• Kelapa (Cocos nucifera) bagian yg dijadikan bahan pewarna adalah kulit luar buah yg berserabut (sabut kelapa). Warna yg dihasilkan adalah krem kecoklatan.
• Teh (Camelia sinensis) bagian yg diolah menjadi pewarna adalah daun yg telah tua, dan warna yg dihasilkan adalah cokelat.
• Secang (Caesaslpinia Sapapan Lin) jenis tanaman keras yg diambil bagian kayu, utk menghasilkan warna merah. Warna merah adalah hasil oksidasi, setelah sebelumnya dalam pencelupan berwarna kuning.
• Kunyit (Curcuma domestica val) Bagian tanaman yg diambil adalah rimpang, umbi akar, yg menghasilkan warna kuning.
• Bawang Merah (Allium ascalonicium L) Bagian bawang merah yg digunakan sebagai bahan pewarna adalah kulit dan menghasilkan warna jingga kecoklatan.
Karena terbuat dari bahan-bahan alami, pewarna alami relatif tidak seawet pewarna kimia. Hal ini menyebabkan warna batik cenderung cepat memudar jika dicuci dgn detergen biasa.
Sumber: batikcintaku.com
loading...
0 Response to "Bahan-bahan Pewarna Alami Pada Batik"
Posting Komentar