loading...

OMG, ANAK-ANAK DISUNTIK BOTOKS DEMI KONTES KECANTIKAN!

loading...
INGIN terbebas dari keriput? Banyak orang memanfaatkan botoks yang bisa “mengisi” garis-garis halus -- bahkan dalam -- yang biasanya muncul di wajah.

BOTOKS

Sela Ward yang kini mengisi peran Jo Danville di CSI: New York menggunakan botoks. Tak heran wajahnya masih tampak cantik meski usianya menjelang 55 tahun. Ketika usia sudah tak lagi muda, menggunakan botoks mungkin sesuatu yang lumrah. Tapi bayangkan jika botoks disuntikkan pada bocah perempuan usia 7-8 tahun!

Itulah yang dialami Bree. Putri semata wayang Sharon Evans ini bukan hanya mendapatkan suntikan botoks secara rutin di dahi namun juga fillers (prosedur kosmetik yang digunakan untuk memperbaiki bibir sehingga terlihat lebih berisi dan terkesan seksi). Sharon bahkan menambah perawatan baru bagi Bree, menato alis! Waduh tak terbayangkan seperti apa rasanya Bree saat diinjeksi.

Sharon yang orangtua tunggal ini mengaku melakukannya demi masa depan si anak. Masih berumur 33 tahun, Sharon ingin Bree terkenal, seperti Willow (10), putri pasangan Will dan Jada Pinkett Smith. Sharon ingin membentuk Bree menjadi sosok cantik dan menarik. Meski harus melalui serangkaian perawatan kecantikan ekstrem, yang penting Bree bisa terkenal melalui kontes-kontes kecantikan yang rajin diikuti. “Apa yang saya lakukan untuk Bree akan membuatnya jadi bintang,” tegas Sharon, yang aslinya berasal dari Bush, Shepherd, kawasan barat London. “Semua aktris dan selebriti kelas A mengawalinya sejak dini dan Bree akan menonjol karena bibirnya yang berisi dan kulit yang superhalus serta bebas keriput.”

Alasan yang sama dipakai Kerry Campbell dalam menginjeksi Britney (8). “Kami mengikuti kontes kecantikan. Saya tahu dia komplain mengenai wajahnya, ada keriput dan sebagainya. Saat saya bilang tentang botoks, Britney setuju. Dia pernah melihat saya memakainya,” beber Kerry yang juga berprofesi sebagai beautician paruh waktu. Kerry memberi Britney 5 suntikan di 3 area wajahnya. Kerry enggan mengatakan dari mana ia mendapat botoks; ia hanya bilang mendapatkannya dari sumber tepercaya.

Sharon pernah ikut kursus kecantikan sehingga bisa menyuntikkan botoks yang dibelinya secara daring. Untuk alis, Sharon mempelajarinya dari mantan kekasih yang bekerja sebagai seniman tato profesional. “Tato alis Bree tipis, sebagai panduan bagaimana merapikan alisnya,” kilah Sharon. Sementara bagian atas paha Britney di-wax sang mama. Ia tak ingin saat menginjak pubertas nanti kaki Britney ditumbuhi bulu-bulu tak beraturan. Kerry bilang hal itu dilakukan demi keberhasilan dalam kontes kecantikan. “Bulu halus itu terkadang dijadikan bahan olok-olok. Dunia kecantikan adalah dunia yang keras. Anak-anak itu kasar (omongannya),” lanjut Kerry. “Bukan lady namanya kalau punya bulu di kaki. Saya melakukannya (wax). Itu sangat sakit,” aku Britney (8). Saat ditanya apakah ia mau di-wax lagi, Britney langsung menjawab, “Tidak.” Para pakar meyakini si anak berisiko mengalami masalah psikologis gara-gara perawatan kecantikan ekstrem seperti itu.

Psikiater Dr Charles Sophy mengatakan, “Kali pertama mendengar cerita ini, reaksi pertama saya tak percaya, juga terkejut. Akan ada kerusakan psikologis yang akan berdampak pada masa depan si anak.” Ibu Britney meyakini, ia ibu yang baik dan tidak melakukan apa pun yang tidak dilakukan ibu-ibu yang mengikutsertakan anaknya di kontes kecantikan. “Saya terpengaruh beberapa ibu saat ikut kontes. Banyak ibu yang memberi anaknya botoks. Saya tidak akan mematahkan semangat anak saya. Dia anak yang bahagia, dia cerdas,” tegas Kerry. “Selalu ada ratusan anak saat kasting terbuka dan kontes kecantikan. Saya mendengar beberapa orangtua bergosip tentang bagaimana mereka lebih memilih menyuntik anak mereka dengan botoks ketimbang memakaikan makeup. Dengan begitu kulit anak mereka lebih tampak bercahaya sekaligus menghemat produk makeup. Dan lagi anak-anak mereka tak akan bermasalah dengan keriput di masa depan,” papar Sharon menyepakati. Britney mengaku sakit saat dibotoks, tapi lama-lama terbiasa. “Teman-teman pikir, apa yang saya lakukan keren dan mereka ingin seperti saya. Saya memeriksa keriputnya setiap malam, untuk melihat kapan lagi saya perlu botoks. Biasanya sakit, tapi sekarang saya tidak banyak menangis.”

Sharon yang kini tinggal di San Diego, California, menyatakan perlakuannya sesuatu yang lazim bahkan dianggap fashionable di Amerika. “Jika ingin anak Anda sukses, mulailah mengurusi penampilannya sejak dini. Lihat Willow, wajahnya selalu siap kamera, mengenakan busana perancang, punya penata gaya, memakai makeup, dan pakai hair-extension. Dengan begitu ia terkenal secara global. Bree akan lebih sukses daripada Willow,” papar Sharon yakin.

Sharon menghadapi penolakan 15 dokter yang ia hubungi. Meski begitu, para dokter memberi tahu, tidak ada hukum yang bisa menghentikannya dari memberikan botoks kepada anaknya sendiri. Di Amerika dan Inggris, botoks dan fillers tidak dianggap ilegal untuk disuntikkan kepada anak-anak. Meski diberi saran untuk tidak melakukannya, Sharon bersikukuh. Belakangan ia tahu bisa dengan mudahnya membeli botoks dan fillers via internet. “Saya membeli 3 botol kecil berisi 2 ml botoks, jarum steril, dan 3 fillers seharga 250 pound (3,5 juta rupiah). Dari daring pula saya membeli starter kit botoks seharga 150 pound (2,1 juta rupiah),” lanjut Sharon.

Usai menyiapkan peralatan, bukan perkara gampang menyuntikkan botoks ke tubuh anak sendiri. “Saya pernah kursus 3 bulan sekitar 4 tahun lalu sehingga memudahkan. Tapi saya juga butuh tambahan pengetahuan tentang bagaimana menginjeksi fillers dan botoks lewat forum dan laman,” beber Sharon. Ia lalu membeli krim pereda nyeri yang biasa digunakan seniman saat menato tubuh kliennya. Krim ini digunakan untuk membuat bibir dan dahi Bree baal sebelum memulai proses suntik botoks. “Saya mencoba botoks dan fillers-nya kepada diri saya sendiri sebelum kemudian menyuntikkannya kepada Bree sehingga saya tahu itu aman.” Sharon tahu Bree agak takut, tapi juga ingin sekali menjelma seperti aktris. “Kami memulai penyuntikan botoks September silam. Dia sempat menangis tapi senang dengan hasilnya. Sekarang saya beri dia botoks dalam jumlah kecil di dahinya setiap 2 bulan dan fillers untuk bibir setiap tiga bulan. Kami berdua gembira melihat hasilnya.”

Mulai Maret, Sharon menambah satu lagi perlakuan pada Bree, dengan menato garis permanen di lengkung alis anak perempuannya itu. “Itu ide Bree. Dia menunjukkan foto seorang model dengan alis indah dan bilang bahwa itulah yang ia inginkan. Saya meminjam peralatan dari seorang teman dan menato Bree dengan garis tipis di alis, bentuk yang alami tapi tegas. Bree berani dan tidak menangis. Ia senang dengan alis barunya. Artinya ia tahu bentuk alis seperti apa yang harus ia bentuk sepanjang hidupnya.”

“Saya suka garis alis saya dan mendapatkan (suntikan) botoks. Sebagian teman di sekolah bilang itu salah tapi mereka, kan bodoh dan iri. Sebagian lainnya menganggap itu keren dan ingin melakukannya juga. Mereka tahu suatu hari nanti saya akan jadi superstar, seperti Willow Smith,” tukas Bree tanpa ragu. Sharon berencana menambah lagi satu prosedur. Manajer di sebuah kantor ini ingin menato garis pink di sekeliling bibir Bree –tahun depan. “Saya tahu banyak orang akan marah tapi saya tak peduli. Ini anak saya dan saya harus memastikan ia akan jadi bintang. Saya memuja seleb seperti Willow dan Britney Spears yang berkarier sejak muda. Dan saya ingin Bree seperti mereka. Semua yang saya lakukan, semuanya untuk anak saya. Saya ibunya, agennya, motivatornya, juga temannya. Saya berharap ibu saya melakukan hal yang sama untuk saya.”

Pimpinan editor bagian medis dan kesehatan ABC News, Dr Richard Besser, menyatakan, “Sebagai dokter, jika saya melihat ibu-ibu seperti ini, saya akan melaporkannya kepada pihak berwenang karena termasuk maltreatment (penganiayaan). Setiap dokter yeng memberi botoks kepada orangtua yang menyuntik anaknya harus dicabut izinnya. Tidak ada negara bagian yang membolehkan Anda –baik itu dokter berizin atau di bawah pengawasan dokter-- menyuntik anak-anak dengan botoks.”

Dr Richard menambahkan, botoks bisa digunakan untuk memperbaiki anak yang matanya juling atau yang menderita gangguan saraf, tapi bukan untuk alasan kosmetik mengingat masalah keamanannya. “Jika Anda menyuntikkannya di wajah lalu menyimpang ke arah tenggorokan, dampaknya Anda tak akan bisa menelan. Kalau kena otot untuk bernapas, Anda bisa berhenti bernapas! Pada anak-anak, jika Anda sering menggunakan pada wajah, mungkin saja akan mengubah bentuk wajah karena otot berinteraksi dengan tulang untuk membentuk wajah Anda yang seharusnya,” pungkas Dr Richard.

Pihak berwenang San Fransisco kini menyelidiki Kerry Campbell. “Sangat tidak lazim seorang ibu menyuntik anaknya dengan botoks, itu alasan penyelidikan ini,” ungkap juru bicara Human Services Agency San Fransisco, Trent Rohrer. Kantornya menerima sejumlah telepon yang menyatakan kekhawatiran terhadap Britney. Injeksi botoks sebenarnya cukup menyakitkan dan tidak direkomendasikan untuk usia di bawah 18 tahun.***
loading...

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "OMG, ANAK-ANAK DISUNTIK BOTOKS DEMI KONTES KECANTIKAN!"