loading...
Menteri BUMN Dahlan Iskan memastikan nasib maskapai Merpati Nusantara Airlines tidak akan seperti Batavia Airlines, meski kedua maskapai ini sama-sama memiliki utang besar kepada kreditor.
Pengadilan memutuskan Batavia Air pailit karena dinilai tak mampu membayar utang perjanjian sewa-menyewa pesawat dengan International Lease Finance Corporation (ILFC) sebesar 4,69 juta dollar AS.
Sementara itu, utang Merpati hingga tahun lalu mencapai sekitar Rp 5 triliun dan kerugiannya pernah mencapai Rp 1 triliun.
"Menurut saya, pailit itu baik sehingga urusan langsung selesai. Tapi soal Merpati dan Batavia ini berbeda," kata Dahlan di Hotel Grand Inna Kuta, Badung, Bali, Sabtu (2/2/2013).
Menurut Dahlan, pihak pengadilan niaga memungkinkan Merpati bisa dipailitkan. Sebab, kasus Batavia ini memang sama-sama memiliki nasib yang sama dengan Merpati, yaitu sama-sama punya utang.
Masalahnya, utang yang dimiliki kedua maskapai ini berbeda. Bila pihak Batavia memiliki utang kepada pihak penyewa pesawat, maka Merpati berutang ke negara.
"Merpati kan penugasan, dia menerima penugasan untuk pesawat MA60. Saya tidak tahu mengapa Merpati bisa mendapat penugasan itu," tambahnya.
Dahlan mengaku jumlah utang Merpati ke negara adalah yang kedua terbesar. Beruntung, negara masih memberikan kesempatan bagi direksi baru untuk memperbaiki Merpati dari kerugian yang selama ini dideritanya.
Untuk memperbaiki perusahaan, Dahlan mendapat informasi pihak manajemen Merpati, bahkan sampai harus mencicil gaji karyawannya.
Cara ini dilakukan agar perusahaan masih bisa beroperasi. Bahkan, karyawan Merpati sempat hanya menerima 50 persen gaji.
"Ini yang penting bisa dibayar dulu, daripada tidak dibayar, nanti Merpati malah tidak bisa terbang," tambahnya.
Saat ini, Merpati sudah bisa membayar avtur, pihak bandara, hingga asuransi. Penghasilannya pun sudah mulai meningkat sehingga tanda-tanda kebangkitan Merpati sudah terlihat
loading...
0 Response to "Dahlan Iskan Pastikan Merpati Tidak Akan seperti Batavia"
Posting Komentar