loading...
Anda sudah membangun jaringan relasi, selalu memperbarui CV, mengirim surat lamaran berkali-kali, tapi tetap belum mendapat pekerjaan baru. Apa Penyebabnya?
Menurut survei CareerBuilder.com yang dibuat tahun lalu, 47 persen pekerja mengatakan, kualifikasi yang ditentukan perusahaan faktor terbesar yang membuat mereka gagal mendapat pekerjaan. Apa benar kualifikasi perusahaan yang terlalu tinggilah biang keladi?
Bisa jadi kesalahan itu terdapat pada diri Anda dan tidak disadari. Coba perhatikan 10 kesalahan yang membuat orang sering ditolak perusahaan saat melamar pekerjaan. Apakah Anda melakukan salah satunya?
1. Anda berbohong
Secuil saja kebohongan yang Anda lakukan dalam pencarian kerja, termasuk dalam membuat CV, lamaran, atau apa yang Anda katakan saat wawancara kerja, akan menjadi bumerang bagi pencarian kerja dan menjadi kesalahan fatal saat kebohongan itu diketahui. Pastikan semua yang Anda tulis dan katakan dalam proses lamaran kerja sesuai kenyataan. Daripada berbohong demi menutupi kekurangan, lebih baik fokus untuk mencari kelebihan dan pengalaman berharga yang Anda punya.
2. Anda menjelek-jelekan pekerjaan lama
Seburuk apa pun perusahaan atau atasan yang pernah Anda miliki, jangan sampai terpancing untuk menjelek-jelekannya di depan orang lain, apalagi saat wawancara kerja. Membeberkan kejelekan seperti itu akan membangun citra negatif pada diri Anda. Lebih baik ungkapkan lingkungan pekerjaan dan atasan seperti apa yang Anda inginkan.
3. Anda tak setia
Penerima kerja tentu tak ingin bersusah-susah mencari karyawan setiap tahun. Karena itu, di samping mencari orang yang memiliki kemampuan tertentu, mereka mencari orang yang berpotensi akan bertahan lama. Predikat “si kutu loncat” karena Anda kerap berpindah-pindah pekerjaan sebelumnya, itu mungkin yang menjadi ganjalan.
4. Anda cacat di jejaring sosial
Laman jejaring sosial dan pencarian secara online menjadi cara terbaru yang digunakan pencari kerja untuk memeriksa pelamar kerja. Apakah Anda memasang kalimat-kalimat bernada negatif sebagai status, atau memasang foto-foto konten lain yang mengandung unsur pornografi dan SARA? Jika iya, jangan harap mereka akan menghubungi Anda lagi.
5. Anda tidak menjawab pertanyaan dengan baik
Tahap seleksi administrasi mungkin berkali-kali Anda lewati. Tapi setelah wawancara kerja, Anda tak dapat panggilan lagi. Berarti masalahnya ada pada performa saat wawancara. Kemungkinan besar Anda tidak menguasai materi wawancara atau terserang rasa canggung. Untuk mengatasinya, buat persiapan sebelum wawancara. Cari informasi tentang perusahaan yang Anda lamar sebanyak mungkin. Belajarlah bicara santai, tidak berbelit-belit, dan penuh percaya diri.
6. Penampilan Anda kurang meyakinkan
Saat masuk ruang wawancara Anda terlihat kuyu, tidak percaya diri, bicara pelan, dan berpakaian kurang meyakinkan -- memakai sepatu kasual, misalnya. Ingat, pandangan pertama menentukan penilaian berikutnya. Gestur dan cara Anda menatap juga akan diperhatikan. Lakukan jabatan tangan dengan mantap, bicara lantang tapi sopan, senyum percaya diri, dan tatap mata lawan bicara Anda.
7. Anda terlalu banyak curhat
Ingat, sesi wawancara itu saatnya Anda bicara soal profesionalisme. Meski si pewawancara kerja cukup ramah, jangan terpancing bicara terlalu banyak masalah pribadi seperti hobi, keluarga, atau soal agama. Berikan informasi personal secukupnya. Selebihnya, kembali pada isu pekerjaan.
8. Anda terlalu berorientasi pada materi
Gaji penting, tapi jangan membuat itu menjadi isu utama. Jangan terlalu ngotot meminta jumlah gaji tertentu apalagi membanding-bandingkan dengan perusahaan lain. Setiap perusahaan punya standarisasi soal gaji. Dan harus diingat, ini masalah sensitif.
9. Anda tak bisa memberi ide baru
Terkadang pewawancara kerja memberi tantangan atau contoh kasus untuk mengetahui kemampuan Anda. Tidak bisa memberi solusi atau jawaban bagus untuk pertanyaan itu adalah kesalahan.
10. Anda tak punya pengalaman cukup
sumber:tb.com
loading...
0 Response to "Penyebab Lamaran Kerja Anda Terus-terusan Ditolak? Mungkin Ini Penyebabnya"
Posting Komentar