loading...
Warga Kota Pagaralam, Sumatera Selatan menemukan bunga langka jenis bunga bangkai setinggi dua meter di Dusun Petani, Kelurahan Alun Dua, Kecamatan Pagaralam Utara, Selasa.
Bunga bangkai spesies Amorphophallus Titanum yang tergolong langka ini ditemukan di areal perkebunan kopi milik Arif yang berjarak sekitar dua kilometer dari pusat kota.
Saat ini lokasi tumbuh bungga bangkai itu juga sudah dibuat pagar pembatas, agar ketika pengunjung datang tidak langsung bersentuhan sehingga tidak merusak bunga tersebut.
Penemuan bunga ini menarik perhatian warga Pagaralam yang datang untuk melihat langsung lokasi tumbuh tanaman langka itu.
Bahkan lokasi menuju tempat tersebut sudah dibersihkan dan dibuat jalan agar mempermudahkan pengunjung melihatnya.
"Penemuan bunga bangkai ini secara tidak sengaja pada saat sedang memancing ikan, ternyata di sekitar sungai kecil itu tumbuh bunga bangkai setinggi dua meter. Saat ditemukan belum mekar, sehingga bau busuk belum terasa, namun penemuan ini mengundang perhatian warga setempat," kata Abu, warga setempat.
Menurut dia, bunga bangkai ini lebih dikenal warga setempat dengan nama bunga keghubut sudah tiga kali tumbuh, yaitu tahun 1957, 1986, dan terakhir 2010.
Lokasinya juga tidak terlalu jauh masih sekitar penemuan bunga yang terakhir ini.
"Biasanya bunga ini tumbuh di sekitar sungai dan lahan lembab. Bunga ini cukup jarang ditemukan dan jarak tumbuhnya juga cukup lama mencapai puluhan tahun," ujarnya.
Lokasi penemuan bunga bangkai itu, menurut dia, sekitar 1 km dari jalan aspal simpang tiga Dusun Petani, Kelurahan Alun Dua, Pagaralam Utara.
Bunga bangkai ini diperkirakan berdiameter sekitar 25 cm, dengan tinggi 2 meter.
"Untuk mengamankan lokasi bunga bangkai itu, terpaksa dilakukan pemagaran agar tidak rusak saat pengunjung datang. Sebetulnya wajar banyak masyarakat datang ingin melihat, mengingat biasanya baru 25 tahun akan tumbuh lagi," ujarnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Hortikultura Pagaralam, Jumaldi Jani, mengatakan bunga bangkai ini termasuk tumbuhan dari suku talas-talasan (Araceae) merupakan tumbuhan dengan bunga majemuk terbesar di dunia.
Berbeda dengan bunga langka jenis Rafflesia yang tidak dapat tumbuh di daerah lain, bunga bangkai dapat dibudidayakan.
Bila Rafflesia menjadi tanaman parasit pada tumbuhan rambat, bunga bangkai tumbuh di atas umbi sendiri.
"Bunga ini tumbuh di daerah dingin dengan suhu di bawah 20 derajat celcius, kami sudah menemukan tiga kali jenis bunga bangkai di Dusun Sandar Angin, Bumiagung dan Simpang Petani. Bunga ini mengalami dua fase dalam hidupnya yang muncul secara bergantian dan terus menerus, yaitu fase vegetatif dan generatif," ujarnya.
Dia mengatakan, pihaknya akan melakukan peninjauan langsung ke lokasi penemuan bunga bangkai, untuk meneliti dampak terhadap tanah tersebut dengan tumbuhnya bunga tersebut.
Biasanya bunga jenis ini bila sudah mekar akan menimbulkan bau busuk pada radius 25 meter, terutama pada malam hari.(*)
Bunga bangkai spesies Amorphophallus Titanum yang tergolong langka ini ditemukan di areal perkebunan kopi milik Arif yang berjarak sekitar dua kilometer dari pusat kota.
Saat ini lokasi tumbuh bungga bangkai itu juga sudah dibuat pagar pembatas, agar ketika pengunjung datang tidak langsung bersentuhan sehingga tidak merusak bunga tersebut.
Penemuan bunga ini menarik perhatian warga Pagaralam yang datang untuk melihat langsung lokasi tumbuh tanaman langka itu.
Bahkan lokasi menuju tempat tersebut sudah dibersihkan dan dibuat jalan agar mempermudahkan pengunjung melihatnya.
"Penemuan bunga bangkai ini secara tidak sengaja pada saat sedang memancing ikan, ternyata di sekitar sungai kecil itu tumbuh bunga bangkai setinggi dua meter. Saat ditemukan belum mekar, sehingga bau busuk belum terasa, namun penemuan ini mengundang perhatian warga setempat," kata Abu, warga setempat.
Menurut dia, bunga bangkai ini lebih dikenal warga setempat dengan nama bunga keghubut sudah tiga kali tumbuh, yaitu tahun 1957, 1986, dan terakhir 2010.
Lokasinya juga tidak terlalu jauh masih sekitar penemuan bunga yang terakhir ini.
"Biasanya bunga ini tumbuh di sekitar sungai dan lahan lembab. Bunga ini cukup jarang ditemukan dan jarak tumbuhnya juga cukup lama mencapai puluhan tahun," ujarnya.
Lokasi penemuan bunga bangkai itu, menurut dia, sekitar 1 km dari jalan aspal simpang tiga Dusun Petani, Kelurahan Alun Dua, Pagaralam Utara.
Bunga bangkai ini diperkirakan berdiameter sekitar 25 cm, dengan tinggi 2 meter.
"Untuk mengamankan lokasi bunga bangkai itu, terpaksa dilakukan pemagaran agar tidak rusak saat pengunjung datang. Sebetulnya wajar banyak masyarakat datang ingin melihat, mengingat biasanya baru 25 tahun akan tumbuh lagi," ujarnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Hortikultura Pagaralam, Jumaldi Jani, mengatakan bunga bangkai ini termasuk tumbuhan dari suku talas-talasan (Araceae) merupakan tumbuhan dengan bunga majemuk terbesar di dunia.
Berbeda dengan bunga langka jenis Rafflesia yang tidak dapat tumbuh di daerah lain, bunga bangkai dapat dibudidayakan.
Bila Rafflesia menjadi tanaman parasit pada tumbuhan rambat, bunga bangkai tumbuh di atas umbi sendiri.
"Bunga ini tumbuh di daerah dingin dengan suhu di bawah 20 derajat celcius, kami sudah menemukan tiga kali jenis bunga bangkai di Dusun Sandar Angin, Bumiagung dan Simpang Petani. Bunga ini mengalami dua fase dalam hidupnya yang muncul secara bergantian dan terus menerus, yaitu fase vegetatif dan generatif," ujarnya.
Dia mengatakan, pihaknya akan melakukan peninjauan langsung ke lokasi penemuan bunga bangkai, untuk meneliti dampak terhadap tanah tersebut dengan tumbuhnya bunga tersebut.
Biasanya bunga jenis ini bila sudah mekar akan menimbulkan bau busuk pada radius 25 meter, terutama pada malam hari.(*)
Sumsel (ANTARA News) -
loading...
0 Response to "Warga Pagaralam Temukan Bunga Bangkai"
Posting Komentar